Penantian 99 Tahun Nabi Zakaria عليه السلام Untuk Zuriat Soleh
Nabi Zakaria عليه
السلام
adalah ayah dari Nabi
Yahya عليه السلام putera tunggalnya yang lahir setelah ia mencapai usia
sembilan puluh tahun. Sejak beristeri Hanna, ibu saudaranya Maryam, Zakaria
mendambakan mendapat anak yang akan menjadi pewarisnya.
Siang dan malam tiada
henti-hentinya ia memanjatkan doanya dan permohonan kepada Allah agar dikurniai
seorang putera yang akan dapat meneruskan tugasnya memimpin Bani Israil. Ia
khuatir bahawa bila ia mati tanpa meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan
kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh
dengan mungkar dan kemaksiatan dan bahkan mungkin mereka akan mengubah syariat
Musa dengan menambah atau mengurangi isi kitab Taurat sekehendak hati mereka.
"Dan Kami tidak mengutus sebelummu seseorang Rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahawa sesungguhnya tiada ILAH melainkan Aku (LAA ILAHA ILLALLAH); oleh itu, beribadatlah kamu kepadaKu".(Surah Anbiya 21:25)
Nabi Zakaria tiap hari sebagai tugas rutin pergi ke mihrab
besar melakukan sembahyang serta menjenguk Maryam anak iparnya yang diserahkan
kepada mihrab oleh ibunya sesuai dengan nazarnya sewaktu ia masih dalam
kandungan. Dan memang Zakarialah yang ditugaskan oleh para pengurus mihrab
untuk mengawasi Maryam sejak ia diserahkan oleh ibunya. Tugas pengawasan atas
diri Maryam diterima oleh Zakaria melalui undian yang dilakukan oleh para
pengurus mihrab di kala menerima bayi Maryam yang diserahkan pengawasannya
kepadanya itu adalah anak saudara isterinya sendiri yang hingga saat itu belum
dikurniai seorang anak pun oleh Allah.
Suatu peristiwa yang sangat menakjubkan dan menghairankan
Zakaria telah terjadi pada suatu hari ketika ia datang ke mihrab sebagaimana
biasa. Ia melihat Maryam disalah satu sudut mihrab sedang tenggelam dalam
sembahyangnya sehingga tidak menghiraukan bapa saudaranya yang datang
menjenguknya. Di depan Maryam yang sedang asyik bersembahyang itu terlihat oleh
Zakaria berbagai jenis buah-buahan musim panas. Bertanya-tanya Nabi Zakaria
dalam hatinya, dari mana datangnya buah-buahan musim panas ini, padahal mereka
masih berada dalam musim dingin. Ia tidak sabar menanti anak saudaranya selesai
sembahyang, ia lalu mendekatinya dan menegur bertanya kepadanya: "Wahai
Maryam, dari manakah engkau dapat ini semua?"
Maryam menjawab: "Ini adalah pemberian Allah yang aku
dapat tanpa kucari dan aku minta. Di waktu pagi dikala matahari terbit aku
mendapatkan rezeki ku ini sudah berada di depan mataku, demikian pula bila
matahari terbenam di waktu senja. Mengapa bapa saudaranya merasa hairan dan
takjub? Bukankah Allah berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia
kehendaki tanpa perhitungan?"
Akhirnya, Nabi Zakaria عليه
السلام
memohon kepada Allah سبحانه و
تعالى agar diberi seorang anak yang akan
melanjutkan keturunan dan ajarannya.
Ia berkata “Ya Robbku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa
kepada-Mu, ya Robbku. Sesungguhnya aku khawatir terhadap penggantiku
sepeninggalku, sedangkan isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah
aku dari sisi-Mu seorang putra, yang akan mewarisiku dan mewarisi sebagian
keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, wahai Robbku, seorang yang diredhai“. (QS.
Maryam: 4-6)
Kemudian Allah mengabulkan doanya dengan memberinya seorang
anak yang bernama Yahya, yang kelak juga diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah.
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia
tengah berdiri melakukan solat di mihrab (katanya): 'Sesungguhnya Allah
menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan
kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa
nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang soleh." (QS. Ali
'Imran: 38-39)
Hal ini telah diabadikan dalam surat Maryam.
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira
kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami
belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia". (QS. Maryam: 7)
Mendengar berita itu, beliau sangat terkejut dan hairan.
Bagaimana mungkin ia akan mendapatkan keturunan dengan usianya yang sudah tua
dan istrinya yang mandul. Beliau berkata:
Zakaria berkata: “Ya Robbku, bagaimana akan ada anak bagiku,
padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah
mencapai umur yang sangat tua“. (QS. Maryam: 8)
Allah berfirman: “Demikianlah. “Hal itu adalah mudah bagi-Ku;
dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu
itu) belum ada sama sekali“. (QS. Maryam: 9)
Itulah mukjizat yang diberikan Allah سبحانه و
تعالى kepada Nabi Zakaria عليه
السلام.
Beliau diberikan seorang anak meskipun usianya sudah sangat tua dan rambutnya
sudah dipenuhi uban. Tapi kerana Kuasa Allah, tidak ada yang mustahil.
Comments
Post a Comment